Pengolahan Sampah Plastik, Pendirian Pojok Baca, dan Pendakian dalam Kegiatan Pengembaraan Angkatan XXX MAYAPALA
Pengembaraan merupakan jengjang akhir yang wajib dilaksanakan oleh anggota muda MAYAPALA. Untuk pengembaraan itu sendiri bisa meliputi empat divisi yang berada di MAYAPALA yaitu: gunung hutan, caving, rock climbing, dan rafting. Adapun divisi yang kami pilih sebagai bagian dari pengembaraan adalah divisi gunung hutan dengan kegiatan pendakian dan kegiatan pengabdian masyarakat dengan konsep metode ecobrick.
Kota Garut merupakan tujuan kami untuk melaksanakan pengembaraan Angkatan XXX MAYAPALA, dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertempat di Desa Dangiang dan pendakian bertempat di Gunung Cikuray via Kiara Janggot. Tema dari kegiatan pengembaraan ini yaitu “Menapak Alam Memetakan Harapan.” Arti dari tema ini menggambarkan perjalanan mendaki sebagai simbol pendekatan diri kepada alam (menapak alam), serta usaha menanam harapan melalui pendirian perpustakaan untuk masyarakat dan mengedukasi serta melakukan aksi nyata dalam pelestarian lingkungan melalui ecobrick (memetakan harapan). Adapun poin-poin yang kami bawakan adalah sosialisasi tentang bagaimana proses pengolahan sampah plastik dengan metode ecobrick, pembuatan pojok baca, pendataan botani dan zoologi Gunung Cikuray via Kiarajanggot, dan pemetaan Gunung Cikuray via Kiara Janggot.
Sosialisasi Ecobrick Sekaligus Praktek: Mengubah Limbah Plastik Menjadi Suatu Barang
Seperti yang kita ketahui bahwa sampah plastik dapat terurai setelah ratusan tahun lamanya. Masalah sampah plastik ini sudah lama menjadi permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat, termasuk di Desa Dangiang. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, Indonesia menghasilkan sekitar 6,2 juta ton sampah plastik setiap tahun, dengan hanya sekitar 9% yang didaur ulang. Untuk membantu mengatasi masalah ini, kami selaku tim ekspedisi Pengembaraan Angkatan XXX MAYAPALA mengadakan sosialisasi sekaligus praktek tentang ecobrick. Ecobrick adalah salah satu metode pengolahan limbah plastik dengan mengisinya ke dalam botol bekas hingga padat, lalu diolah kembali menjadi suatu barang yang memiliki nilai dan fungsi sesuai dengan apa yang kita inginkan, seperti meja, kursi, pot bunga, dan lain-lain.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, warga Desa Dangiang diajak aktif berpartisipasi dalam pembuatan ecobrick. Dengan demikian, diharapkan masyarakat desa Dangiang dapat memanfaatkan metode ini sebagai solusi praktis dalam mengelola sampah plastik dan dapat menginspirasi lingkungan sekitarnya untuk menerapkannya sebagai bagian dari gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Setiap 1 kg ecobrick dapat mengurangi 1 kg sampah plastik dari lingkungan, juga mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari produksi barang baru.
Pembuatan Pojok Baca di Paguron
Di Desa Dangiang terdapat tempat bernama Paguron, yang menjadi salah satu tempat bermain anak-anak sekaligus tempat untuk latihan pencak silat. Menurut masyarakat sekitar, bukan hanya anak-anak dari Desa Dangiang yang bermain di Paguron, melainkan juga anak-anak dari desa sekitarnya.
Namun, di Paguron itu sendiri, bahkan di Desa Dangiang, masih memiliki keterbatasan dengan literasi. Tanpa adanya fasilitas untuk membaca, anak-anak menjadi kurang membaca. Maka dari itu, kami mencoba meningkatkan minat baca mereka dengan cara memfasilitasi mereka melalui pendirian “Pojok Baca” yang terletak di tempat mereka sering bermain, yaitu di Paguron. Pojok baca tersebut menyediakan beragam jenis buku bacaan, mulai dari literatur umum hingga bacaan anak-anak. Kami berharap pojok baca ini bisa menjadi ruang edukasi yang berkelanjutan, memberikan akses yang lebih luas terhadap pengetahuan, dan mendorong minat baca di kalangan generasi muda di Desa Dangiang.
Pembuatan Pojok Baca di Paguron
Di Desa Dangiang terdapat tempat bernama Paguron, yang menjadi salah satu tempat bermain anak-anak sekaligus tempat untuk latihan pencak silat. Menurut masyarakat sekitar, bukan hanya anak-anak dari Desa Dangiang yang bermain di Paguron, melainkan juga anak-anak dari desa sekitarnya.
Namun, di Paguron itu sendiri, bahkan di Desa Dangiang, masih memiliki keterbatasan dengan literasi. Tanpa adanya fasilitas untuk membaca, anak-anak menjadi kurang membaca. Maka dari itu, kami mencoba meningkatkan minat baca mereka dengan cara memfasilitasi mereka melalui pendirian “Pojok Baca” yang terletak di tempat mereka sering bermain, yaitu di Paguron. Pojok baca tersebut menyediakan beragam jenis buku bacaan, mulai dari literatur umum hingga bacaan anak-anak. Kami berharap pojok baca ini bisa menjadi ruang edukasi yang berkelanjutan, memberikan akses yang lebih luas terhadap pengetahuan, dan mendorong minat baca di kalangan generasi muda di Desa Dangiang.
Pendataan Botani dan Zoologi yang Berada di Gunung Cikuray via Kiara Janggot
Gunung Cikurai memiliki kekayaan flora dan fauna yang sangat melimpah. Kami berfokus pada pendataan botani dan zoologi dengan tujuan mengidentifikasi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang ada di kawasan gunung. Melalui observasi langsung, tim berhasil mendokumentasikan sejumlah spesies yang sebelumnya belum banyak diketahui. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam mendukung upaya konservasi dengan menyediakan data yang akurat terkait keanekaragaman hayati di Gunung Cikurai.
Berbagai spesies yang teridentifikasi memiliki nilai ekologis yang tinggi, termasuk spesies endemik yang rentan terhadap perubahan lingkungan. Data menunjukkan lebih dari 400 spesies tumbuhan dan 200 spesies hewan telah teridentifikasi di area ini. Pendataan ini diharapkan memberikan kontribusi signifikan dalam perlindungan ekosistem Gunung Cikurai di masa mendatang.
Pemasangan Plang dan Pemetaan Jalur Pendakian via Kiara Janggot
Jalur pendakian Gunung Cikurai via Kiara Janggot masih memiliki beberapa plang petunjuk yang kurang memadai, sehingga menyebabkan banyak pendaki tersesat di medan yang cukup menantang. Kami melakukan pemasangan plang di sepanjang jalur via Kiara Janggot, guna memudahkan para pendaki untuk melakukan pendakian dan juga meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
Selain itu, tim melakukan pemetaan ulang jalur pendakian secara detail, termasuk titik-titik koordinat dan perubahan kontur tanah. Pemetaan ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pendakian, serta memudahkan para pendaki menjelajahi Gunung Cikurai dengan lebih terarah. Selain untuk pendaki, pendataan ini bisa menjadi arsip yang bisa digunakan di basecamp pendakian Gunung Cikurai via Kiara Janggot. Data dari SAR menunjukkan bahwa kebanyakan kecelakaan pendakian terjadi karena kurangnya informasi dan petunjuk jalur, sehingga pemetaan ini sangat penting.